Memprediksi Cuaca Dalam Pelaksanaan Proyek
Memprediksi Cuaca – Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area.
Kebanyakan pekerjaan-pekerjaan konstruksi dilakukan pada kondisi alam terbuka. Dengan pengerjaan yang berada di alam terbuka, kondisi cuaca akan memengaruhi jalannya proyek konstruksi. Cuaca menjadi suatu hal yang penting dalam perencanaan pelaksanaan proyek, terutama proyek yang banyak terkait dengan pekerjaan tanah. Perencanaan proyek yang salah akibat tidak memprediksi cuaca bisa membuat kesalahan fatal. Kesalahan perencanaan dan prediksi cuaca akan membuat pekerjaan menjadi terlambat serta terjadinya cost overrun yang berakibat pada produktifitas dan manpower yang rendah karena hujan misalnya.
Informasi mengenai prediksi cuaca sangat penting dalam pelaksanaan sebuah proyek konstruksi. Di Indonesia sendiri memiliki tiga iklim, Iklim musim atau yang disebut dengan Iklim Musom, Iklim Tropika atau biasa disebut Iklim Panas, dan Iklim laut. Iklim ini didefinisikan sebagai suatu kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang cukup panjang.
Jika dikaitkan dengan prediksi cuaca, pada perencanaan pengerjaan sebuah proyek ini dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu pengerjaan proyek jangka panjang, jangka menengah, dan pengerjaan proyek jangka pendek.
Dalam pengerjaan proyek konstruksi, ada faktor penting yang menjadi pertimbangan yakni durasi pelaksanaan proyek dan durasi pekerjaan proyek yang sangat tergantung dengan cuaca/ iklim, seta tipe dari proyek konstruksi. Akan lebih baik jika proyek dengan pengerjaan jangka panjang dan pengerjaan jangka pendek dimulai di akhir musim penghujan atau pada masa peralihan antara musim hujan dan musim kemarau yakni sekitar bulan April-Mei berdasarkan bulan yang ada di musim Indonesia.
Beberapa proyek yang berkaitan dengan proyek pengerjaan tanah atau pondasi misalnya, pengerjaan proyek ini sangat dipengaruhi oleh cuaca. Proyek ini dapat dikategorikan sebagai pekerjaan jangka panjang atau bisa termasuk kedalam pekerjaan jangka pendek. Proyek pengerjaan ini dijka dikerjakan di akhir musim penghujan atau pada masa peralihan, maka diharapkan pekerjaan ini bisa lebih lancar dan dapat dengan cepat diselesaikan. Dengan cuaca yang mendukung maka akan membuat pengerjaan tanah dan pondasi tidak akan menemui hambatan dan bisa diselesaikan sesuai dengan perencanaan waktu yang ada.
Contoh proyek lainnya adalah proyek pengerjaan gedung. Pekerjaan yang berkaitan dengan membangun dinding sebaiknya dilakukan sebelum musim penghujan. Jika dilakukan pada musim penghujan, maka akan memperlambat pengerjaannya serta membuat kualitas dinding menjadi kurang baik. Dinding tersebut akan menjadi lembab yang diakibatkan oleh curah hujan tinggi yang akan berpengaruh pada proses pengecatan juga.
Sedangkan untuk proyek jangka pendek, pekerjaan proyek bisa dilakukan pada musim penghujan. Akan tetapi, dapat memanfaatkan masa kering yang terjadi pada musim penghujan. Pada masa kering, curah hujan tidak lagi tinggi sehingga tidak akan menghambat pekerjaan-pekerjaan lainnya yang harus dikerjakan.
Di Indonesia, prediksi cuaca secara lengkap dapat menggunakan prediksi yang dikeluarkan oleh BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) yang merupakan sebuah lembaga pemerintah yang bertuhas untuk melaksanakan pekerjaan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Skala waktu prediksi cuaca BMKG ini mulai dari prediksi harian hingga 6 bulan kedepan.
Memprediksi cuaca dalam proyek konstruksi ini sangat penting. Hal ini dikarenakan proyek konstruksi memang cukup kompleks dalam pengerasjaannya. Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, tingkat kesulitan di tiap tahap yang cukup tinggi, pelibatan sumber daya yang cukup banyak, melibatkan banyak pihak, memiliki resiko yang tinggi, serta aspek ketidakpastian yang tinggi.
Untuk pelaksanaan proyek konstruksi yang sudah memprediksikan cuaca, antisipasi akan hal-hal terburuk pun harus dilakukan karena cuaca bisa saja meleset dari prediksi yang sudah ada. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kondisi cuaca yang buruk, yaitu:
  • Mempersiapkan tenda khusus, misalnya saja untuk peralatan, material dan juga untuk para pekerja
  • Pemasangan terpal pada area-area kerja tertentu yang dikuatirkan rusak atau membahayakan jika terkena hujan
  • Mempersiapkan mantel hujan untuk para pekerja
  • Menyiapkan lampu pijar dan blower fan untuk membantu proses pengeringan bagian-bagian proyek yang harus kering.
  • Pemasangan penangkal petir demi melindungi para pekerja
  • Pembuatan saluran drainase sementara dan melengkapinya dengan pompa air
  • Penguatan jalan masuk menuju ke lokasi pengerjaan proyek supaya lalu lintas pekerja dan material tidak terhambat
  • Jika perlu ditambahkan lapis kedap air pada area proyek tertentu
  • Melakukan modifikasi, misalnya dengan mempercepat pemasangan atap pada proyek pembangunan gedung.
  • Pertimbangkan pula mengenai pengiriman material atau peralatan kerja. Jika material atau peralatan kerja berasal dari luar negeri atau luar pulau, maka sangat penting untuk mengamati prediksi cuaca di wilayah tersebut. Cuaca yang buruk tentunya akan menghambat proses pengiriman. Misalnya saja jika pengiriman dilakukan melalui laut.
Dengan memprediksikan cucaca dan mencermati prediksi cuaca, tentu diharapkan pengerjaan proyek yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan dan diharapkan dapat diantisipasi jika harus berhadapan dengan kondisi cuaca yang kurang mendukung.
Untuk membaca artikel lainnya mengenai baja ringan dan sebagainya di website Baja Ringan System
Sumber: Google
Axact

BAJA RINGAN

Sebuah sistem rangka atap baja ringan berteknologi tinggi hasil pengembangan teknologi industri konstruksi yang tak berkesudahan dengan jaminan kekuatan dan kelayakan struktur yang sesuai dengan standar-standar keamanan konstruksi yang ada.

Post A Comment:

0 comments: