Perbedaan Kandang Closed House
Perbedaan Kandang Closed House vs Kandang Broiler Terbuka – Ternak ayam menjadi salah satu usaha ternak yang tidak akan pernah habisnya. Kebutuhan akan supply daging dan telur ayam yang tidak pernah habis membuat permintaan akan ternak ayam juga tinggi.
Bisnis ayam ini memang cukup menguntungkan meskipun tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk modal awalnya jika memang ingin memulai bisnis usaha peternakan ayam ini.
Memang tidak dapat dipungkiri ayam masih menjadi salah satu hewan ternak yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia.
Ada dua model kandang ayam yang memang sering digunakan sebagai tempat bernaung ayam yang memang tidak sedikit jumlahnya, Kandang ayam tradisional (Kandang ayam terbuka) dan kandang ayam moder (kandang ayam closed house). Dua jenis kandang ini bisa dibedakan berdasarkan jenis tipe dindingnya.
Perbedaan kandang closed house dan kandang ayam terbuka ini memiliki perbedaan pada bahan materialnya. Jika kandang ayam terbuka biasanya menggunakan material dari kayu dan bambu, sedangkan kandang ayam close house menggunakan material baja ringan yang dipadukan dengan material lainnya yang didukung oleh sentuhan teknologi tinggi.
Berdasarkan data dari Wageningen Economic Research Institute yang melakukan studi ekonomi pada peternakan ayam yang memakai sistem kandang ayam closed house di Jawa Barat pada 2016 yang menyebutkan bahwa hasil kinerja produksi pada kandang closed house lebih baik 11% daripada menggunakan kandang tradisional. Biaya produksi per kg berat hidup akhir pun menjadi lebih rendah. Hal ini mengakibatkan periode pengembalian eluruh investasi kandang closed house ini hanya berkisar 4,5 tahun saja.
Seperti yang sudah dituliskan diatas, kandang tradisional terdiri dari sebuah bangunan dengan menggunakan material kayu dan bambu dengan atap yang tinggi, dinding samping terubka, dan memiliki lantai yang miring. Sedangkan Kandang Closed House saat ini memiliki 2-3 lantai dengan langit-langit rendah, ventilasi terowongan mekanik, pemberian pakan otomatis, dan dinding samping tertutup, menggunakan teknologi yang cukup modern.
Ada beberapa perbedaan yang dapat kita lihat dari perbandingan kandang closed house dan kandang ayam terbuka, sebagai berikut:
Standar Mutu
Standar mutu kandang closed house ini menggunakan standar mutu baja yang sesuai dengan mutu baja SNI. Jika sudah sesuai dengan mutu baja SNI, berarti material yang digunakan sudah melewati beberapa tahap uji coba hingga sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Sedangkan untuk kandang terbuka ini masih belum memiliki standar yang jelas untuk material kayu dan bambu yang digunakan. Belum adanya standar mutu ini membuat kandang tipe ini tidak bisa bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Standar mutu ini juga akan berdampak pada garansi dan maintenance yang harus dilakukan. Kandang tertutup lebih memiliki garansi yang panjang dengan maintenance pergantian material yang tidak terlalu sering.
Investasi
Tujuan utama dari sebuah usaha adalah peruhal investasi yang mengarah pada keuntungan. Investasi yang dikeluarkan untuk pembuatan kedua kandang ini memang cukup berbeda. Investasi awal untuk kandang closed house memang cukup tinggi, akan tetapi ada biaya-biaya lain yang mendukung untuk pengembalian modal awal dengan begitu cepat. Berdasarkan penelitian Wageningen Economic Research Institute yang menyebutkan memang untuk waktu pengembalian modal awal bagi kandang closed house lebih cepat jika dibandingkan dengan kandang tradisional.
Hal ini diakibatkan perbedaan kandang ayam closed house dengan kandang ayam terbuka berdasarkan daya tampung yang dimiliki oleh kedua jenis kandang tersebut. Berdasarkan data dari Wageningen Economic Research Institute yang mengasumsikan bahwa ada 40.320 ayam pedaging yang dipelihara. Di peternakan dengan kandang terbuka, ayam broiler ini disimpan pada 7 kandang dengan lebar 8 meter dan panjang 80 meter. Total luas permukaan tanah kandang terbuka adalah 4,480m2. Kepadatan rata-rata adalah 9 ekor ayam per m². Periode kosong 28 hari.
Sedangkan pada kandang ayam closed house, ayam broiler ditempatkan pada 2 tingkat kandang dengan lebar 12 meter dan panjang 105 meter. Total luas permukaan tanah kandang adalah 1260m². Ayam yang disimpan dengan jumlah yang sama dapat disimpat pada 2 tingkat lantai. Jadi didapatkan kepadatan rata-rata sebanyak 16 ayam broiler per m². Dengan periode kosong yang sama, 28 hari.
Dilihat dari investasi untuk kandang dan peralatan sistem perkandangan, kandang closed house memang miliki total investasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kandang terbuka. Hal ini diakibatkan karena diperlukannya instalasi listrik dan diperlukan tambahan generator sebagai cadangan jika terjadi pemadaman listrik. Hal ini diakibatkan tingkat kepadatan dan tingkat automatisasi yang lebih tinggi.
Biaya Produksi & Pengembalian modal
Biaya produksi yang dihitung berdasarkan penelitian diatas adalah untuk peternaka broiler untuk kandang terbuka dan tertutup berdasarkan asumsi DOC (Day Old Chick) sebesar Rp.4,500 dan dengan harga pakan minimal Rp.7,000 per kg.
Periode depresiasi untuk kedua kandang juga berbeda. Untuk kandang terbuka, periode depresiasinya adalah 10 tahun untuk kandang dan 8 tahun untuk peralatan. Sedangkan untuk kandang tertutup, periode depresiasinya adalah 15 tahun untuk kandang dan 8 tahun untuk peralatan. Ada kesamaan jika dilihat dari total biaya produksi per kandang broiler pada kedua sistem perkandangan ini.
Perbedaan kandang ayam closed house dan kandang terbuka, untuk kandang tertutup, biaya variabel untuk pakan dan listrik lebih tinggi dan biaya variabel untuk pemanasan dan kesehatan hewan lebih rendah. Biaya tetap untuk kandang dan peralatan jelas lebih tinggi untuk kandang tertutup. Ini sebagian dikompensasi oleh biaya tenaga kerja yang lebih rendah untuk kandang tertutup.
Meskipun total biaya produksi dalam dua sistem sangat mirip per ekor, biaya produksi per kg daging broiler yang diproduksi berbeda. Ini karena data produksi teknis berbeda antara kedua sistem. Jumlah daging per broiler yang ditempatkan dalam sistem kandang tertutup lebih tinggi daripada di sistem kandang terbuka, karena bobot hidup akhir yang lebih tinggi dan mortalitas yang lebih rendah.
Asumsi ini dibuat berdasarkan pada harga ayam per tahun 2016. Ada banyak perbedaan jika kita melihat perkembangannya pada tahun 2019 ini. Akan tetapi, dasar perhitungannya sama. Bisa diperkirakan bahwa kandang tertutup minimal waktu untuk pengembalian modalnya berkisar 4.5-5 tahun.
Untuk membaca artikel lainnya mengenai baja ringan dan sebagainya di website Baja Ringan System
Sumber: Google
Axact

BAJA RINGAN

Sebuah sistem rangka atap baja ringan berteknologi tinggi hasil pengembangan teknologi industri konstruksi yang tak berkesudahan dengan jaminan kekuatan dan kelayakan struktur yang sesuai dengan standar-standar keamanan konstruksi yang ada.

Post A Comment:

0 comments: